Penulis:
                 Abdullah Khasan (XI IPS1) 
                 Ahmad Mutarom (XI IPS1) 
                  Anggi Eka Wati (XI IPS1) 
                   Ani Fatmasari (XI IPS1) 
                    Ayu Putriana (XI IPS1) 
               Burhan Fitra Nanda (XI IPS1) 


Pada hari minggu 30 Januari 2022, kami  ber enam mendatangi rumah Bapak Sarmadi. Pertama kali kami bertemu istrinya yang sedang menjemur pakaian. Tak lama kemudian, istrinya memanggil Pak Sarmadi yang sedang bersih-bersih didalam rumah. Lalu kami dipersilahkan duduk manis di ruang tamu. Next, kami meminta izin untuk mewawancarai Pak Sarmadi. Tapi, Pak Sarmadi tidak bisa diwawancarai dihari ini dikarenakan ada acara. Kami disuruh mewawancarainya besok dihari senin, sehabis pulang sekolah. 

Keesokan harinya, jam 11.00 WIB, kami datang ke kantor camat. Kami langsung menemui Pak Sarmadi. Lalu kami mewawancarai Pak Sarmadi. 

Khasan: Assalamu'alaikum warohmatulohi                         wabarakatuh
(Waalaikumsalam warohmatulohi wabarakatuh) 
Khasan: Alhamdulillahirobbil ‘alamin, wabihi nasta’in ‘ala umuriddunyawaddin, ashsholatuwassalamu’ala asrofil ambiyaa iwal mursalin wa’ala alihi washohbihi ajma’in. Langsung saja pak, kedatangan maksud saya disini dengan kelompok saya, saya dari SMAN 1 Pamotan ingin mewawancarai jenengan pak. 
Pak Sarmadi: Ya
Khasan: Untuk dalam rangka pembuatan video atematik, salah satu tugas dari mata pelajaran sosiologi mewawancarai tentang covid 19.
Pak Sarmadi: Ya
Ani: Pak sejak kapan covid 19 berlangsung didaerah ini? 
Pak Sarmadi: Covid 19 itu ada tahun 2020, karna gambaran akhir tahun 2019, sehingga covid ini ya ada di kabupaten Rembang seluruhnya ya, yang ada di wilayah ini, ada pandemi ini, mulai ada masuk tahun 2019, maka dikatakan covid 19.
Ani: Bagaimana respon awal masyarakat pak? 
Pak Sarmadi: Respon masyarakat ya cemas-cemas, karena covid ini baru pertama kali masuk di Indonesia. Sehingga masyarakat yang ada, itu selalu hati-hati apa yang diarahkan anjuran dari pemerintah harus ditaati. Untuk mengantisipasi covid 19 ini berkembang. 
Ani: Hal kebiasaan apa yang berubah saat terjadi pandemi? Sekolah, ibadah, hajatan tradisi
Pak Sarmadi: Ya semuanya itu dalam hal kontek adanya covid, baik ibadah pendidikan juga berkurang. Karena emm... hal-hal yang baik dalam covid itu menyeluruh. Anak sekolah pendidikan juga tidak bisa masuk secara penuh, tempat ibadah juga tidak semua bisa melaksanakan seperti itu, karena kita menerapkan jaga jarak, jadi biasanya bisa bertemu berkumpul karena kita harus jaga jarak. Kita mengantisipasi itu anjuran pemerintah harus dilaksanakan jaga jaraknya. 
Ani: Bagaimana respon masyarakat tentang kebiasaan baru tentang pakai masker, cuci tangan pakai sabun, jaga jarak, dengan menggunakan handsanitazer? 
Pak Sarmadi: Ya dari awal emmm risih dari awal, karena belum terbiasa, tetapi makin lama makin lama kita adanya adanya covid ini harus, harus dilaksanakan. Baik itu cuci tangan pakai sabun, juga pakai masker, jaga jarak harus dilaksanakan. Sehingga untuk memutus rantai covid ini anjuran pemerintah 3M itu harus dilaksanakan. 
Ani: Apakah terjadi pelanggaran? Apa dan bagaimana solusinya pak? 
Pak Sarmadi: Ya kalau pelanggaran didesa opo di camat ada. Yang terutama adalah pemakaian masker. Rata-rata yang apa itu ada di jalan jalan raya itu belum bisa pakai masker. Sehingga pemerintah berusaha ada pemberian masker secara gratis, sosialisasi tentangadanya covid 19 itu. Sehingga masyakarat harus mengikuti anjuran tersebut. 
Ayu: Apa kebijakan yang dikeluarkan pemerintah/desa saat terjadi puncak pandemi? 
Pak Sarmadi: Nah, kalau terjadi puncak pandemi itu desa sudah mengantisipasi, yang pertama tadi sosialisasi tentang adanya covid 19. Yang pertama cuci tangan ya pakai sabun, yang kedua terus pakai masker dimanapun berada, yang ketiga jaga jarak dengan yang lain. Untuk itu eee dimasyarakat khususnya didesa ini, harus berhati-hati didalam melaksanakan program pemerintah 3M tersebut. Sehingga untuk memutus rantai atau mengurangi, daripada gejala ini adalah pandemi covid 19 ini , harus mengikuti aturan pemerintah secara nyata, secara terus-menerus jangan sampai mengabaikan aturan tersebut. 
Ayu: Tindakan apa yang dilakukan pihak kepolisian/tentara/satgas saat terjadi puncak pandemi? 
Pak Sarmadi: Ya ini memang puncak pandemi yang terjadi itu pemerintah dengan ini bisa lewat kepolisian, lewat dambin kandedmas, lewat dari tentang dari koramil, lewat babinsa, dan kerantip kecamatan itu selalu mensosialisasikan selalu berusaha untuk adanya monitoring dan evaluasi. Monitoring dimana tempat baik itu pagi siang sore bahkan sampai malam pun teman-teman yang ada tergabung dalam ee apa itu ee satgas covid selalu mengadakan monitoring, yang ada di desa-desa, sehingga dibentuklah di desa-desa adanya satgas-satgas covid. 
Ayu: Bagaimana suasana yang dirasakan pada saat terjadi lockdown puskesmas/rumah sakit? 
Pak Sarmadi: Inilah yang menjadi permasalahan dimasyarakat, lockdown dipukesmas rumah sakit itu menunjukkan bahwa covid 19 itu harus kita, kita harus menjaga dengan sendirinya. Siapapun yang menjadi permasalahan covid ini kita harus berhati-hati, karena apa lockdown itu penutupan ditutup. Nak engko rumah sakit puskesmas nya penuh sekali bagaimana? Makanya pemerintah bisa untuk menggambarkan isolasi mandiri. Jadi isolasi mandiri itu usaha pemerintah untuk mengantisipasi gejolak yang ada dipukesmas dan dirumah sakit. 
Ayu: Bagaimana suasana yang dirasakan pada saat pasien banyak yang meninggal? 
Pak Sarmadi: Nah dengan adanya pasien yang meninggal ini, masyarakat itu harus berhati-hati benar, harus berhati-hati untuk hal-hal yang berhubungan dengan covid 19 ini. Jangan lupa tidak lupa untuk melaksanakan 3M tersebut. Karena setiap hari,  setiap jam, setiap menit, setiap detik itu ada pasien-pasien yang meninggal akibat covid19 itu. Sehingga masyarakat harus berhati-hati benar, lewat sosialisasi baik dari puskesmas, baik dari kepolisian, baik dari kecamatan maupun dari koramil. 
Khasan: Bagaimana respon awal masyarakat ketika di berlakukan Masyarakat wajib vaksin?
Pak Sarmadi: hyaa dari awal vaksin itu kalau kita apa itu? Emm melaksanakan vaksin  harus dengan benar-benar vit .jadi, dengan adanya vaksin ada yang pro dan ada yang  kontra sehingga dari pemerintah harus melaksanakan sosialisasi bahwa vaksin itu benar-benar untuk menanggulangi, benar-benar dari kekebalan tubuh masing-masing kalau dilaksanakan baik personil yang ada di tenaga puskesmas, kepolisian dan sebagainya itu ,itu ikut membantu ikut mendukung bahwa kegiatan vaksin itu benar-benar harus dilaksanakan.
Khasan: terus bagaimana respon masyarakat ketika dilakukan sistem isolasi mandiri
Pak Sumardi: ya dari salah satu itu ya tujuan pemerintah untuk mengurangi gejolak yang ada di puskesmas maupun masyarakat usahanya yaitu isolasi mandiri. Isolasi mandiri itu maksudnya untuk mengurangi permasalahan permasalahan yang meluas .isolasi mandirinya di rumah. Untuk hal-hal yang bisa , pokoknya agar covid itu tidak menyebar. Kita isolasi mandiri di rumah. Pokoknya jangan sampai banyak yang tertular.
Khasan: Terus dulu kan waktu covid juga masih dalam idul fitri ya pak?
Pak Sarmadi: yaaakk
Khasan: bagaimana respon masyarakat ketika ada penambahan kebiasaan waktu itu pada idul fitri?
Pak Sarmadi: ya dari awal dari masyarakat ke masyarakat belum bisa untuk apa itu? Menerima. Karena kan sudah dari awal idul Fitri itu dah terjadi , nah tetapi adanya covid  19 ini anjuran,arahan, petunjuk dari pemerintah harus apa itu.emmmm Membatasi diri jangan sampai terjadi bahwa kegiatan idul fitri itu menjadi permasalahan dengan adanya covid. Sehingga  dari warga masyarakat bisa menerima bahwa idul fitri itu dilaksanakan sesederhana mungkin. Tidak mengurangi makna dari idul fitri tersebut
Pak Sarmadi: Monggo yang lainnn?

Postingan populer dari blog ini

HUBUNGAN REMPAH DENGAN INTEGRASI SOSIAL

Kisah Keluargaku

Leaning tour ke Desa Balongmulyo